
Kunjungan Pegiat Pelita ke Pura jati Pramana di Perumnas Kota Cirebon, Kecamatan Harjamukti dalam rangka menyambut persiapan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1940. Berdialog dengan Pak Wayan Suwarta. Jumat (16/3). (foto: Ilham).
Editor : Winarno Ariel
PELITA PERDAMAIAN, CIREBON– Anak muda hingga orang tua yang beragama Hindu mendatangi Pura Agung Jati Pramana yang bertempat di Perumnas Kota Cirebon, Kecamatan Harjamukti dalam rangka menyambut persiapan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1940,Jumat (16/3).
Sejumlah pemeluk Hindu, membagi tugasnya masing-masing, seperti memasak hingga bersih-bersih guna mempersiapkan tempat ibadah untuk digunakan acara Nyepi, Sabtu (17/3).
Pura Agung Jati Pramana itu telah didirikan oleh komunitas Hindu pada tahun 1994. Tercatat ada sekitar 253 orang yang tersebar di wilayah 3 Cirebon dengan mayoritas 90 persen orang Bali.
Ketua Pendidikan Umat Hindu Cirebon, Wayan Suardika mengatakan, untuk tema Nyepi tahun ini adalah keberagaman menjunjung persatuan. Melalui tema tersebut diharapkan dapat meningkatkan kehidupan yang lebih baik dan turut serta menjaga keutuhan dan kerukunan negara berbangsa dan bernegara.
“Dalam kontek keberagaman saya benar-benar nyaman hidup di Cirebon. Pasalnya saya benar-benar merasakan Pancasila. Terutama di RW 8 tempat Pura ini berada sebagai RW terbaik di tingkat Provinsi karena semua agama ada di sini, mulai dari Pura, Klenteng, Masjid, dan Panti Kristen,” jelas Wayan.
Menurut Wayan, sebagai makhluk yang berbeda, akan tetapi di wilayahnya tersebut tidak membeda-bedakan masalah agama. “Misalnya dari seluruh mahasiswa yang berada di kelas dengan berbeda-beda daerah, tidak mungkin dong dalam proses pembelajaran orang Kuningan, khusus menggunakan bahasa Kuningan,” jelas Wayan.
Selain itu, kata dia, seharusnya masyarakat pun harus benar-benar membedakan mana urusan agama dan mana urusan sosial. “Jangan mudah terprovokasi karena kefanatikkanya terhadap urusan agama,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bentuk toleransi yang dilakukan adalah tidak usah memaksakan kehendaknya sendiri. “Dan di perayaan Hari Nyepi tahun sekarang untuk anak-anak muda Hindu dan Pelita sebagai penerus bangsa harus bisa memperbaiki bentuk toleransi antar-umat beragama di Indonesia khususnya di Cirebon,” tandas Wayan. (Arul)*
*Penulis adalah Kader Pelita Perdamaian Departemen Media dan Publikasi
Comments Closed