
Hasyim al-Habsyi sedang mempersentasikan gerakan Pelita di media sosial, di gedung perpustakaan lantai 2 Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.
Oleh : Fachrul Misbahudin
Editor : Winarno S.Ag
PELITA PERDAMAIAN, CIREBON- Menilik era milenial tentu banyak orang belum menyadari bahwa gerakan offline (kultur) saja belum cukup untuk menangani sebuah tindakan teror, radikal, maupun ujaran kebencian. Sebab di era saat ini media berkontribusi begitu besar. Di mana sebuah isu sepele bisa menjadi begitu serius dunia media hingga viral.
Ketua Koordinator Media dan Publikasi Pelita Perdamaian, Hasyim al-Habsyi mengatakan, saat ini media berperan penting dalam menggiring opini publik, sekarang media bukan saja mempengaruhi politik budaya, ekonomi tetapi agama pun sedikit banyak dipengaruhi oleh media, sehingga di zaman ini metode-metode dakwah pun banyak menggunakan media.
“Namun sayangnya dakwah-dakwah atau ajaran-ajaran yang mendominasi di media itu oleh gagasan atau kelompok-kelompok dari Islam ekstrim yang tidak bawa nuansa menyejukkan,” kata Hasyim ketika mempresentasikan gerakan Pelita Perdamaian yang fokus pada online pada acara pertemuan bulanan, belum lama ini.
Dia menilai, dakwah-dakwah atau ajaran kelompok dari ekstrim yang ada di media online sekarang ini tentu sangat berbahaya apalagi jika gagasan itu di serap oleh masyarakat awam atau masyarakat luas kemudian di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, Pelita Perdamaian akan berusaha untuk mencounter menjadi second opini di media. Gerakan-gerakan media Pelita akan selalu menggagas isu perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan.
“Media Pelita hadir untuk menetralkan dan membawa opini yang segar tentang perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan, tutup Hasyim.
Comments Closed