Sifat Hasud Menghancurkan Kebaikan

Sifat Hasud Menghancurkan Kebaikan

Sumber Foto : Fiqh Islam

Oleh : KH. Husein Muhammad*

Fitnah, caci maki, ekspresi kebencian dan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada orang lain boleh jadi dilatarbelakangi oleh sifat “hasud” (dengki, iri hati) yang telah lama terpendam di dalam lubuk hati pelaku terhadap korban.

Hasud didefinisikan sebagai : rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan, kesuksesan dan kebahagiaan orang lain (mahsud). Psikologi seperti ini kemudian memunculkan semangat untuk menghilangkan kenikmatan “mahsud”, bahkan – dalam sejumlah kasus – menghancurkan hidupnya. Dalam waktu yang sama dia berharap kenikmatan dan kebahagiaan itu pindah kepada dirinya, meskipun tidak harus terjadi.

Ali bin Abi Thalib mengutip kata-kata Nabi mengatakan : Kabil membunuh saudaranya sendiri : Habil, karena hasud. Orang yang hasud itu menentang Allah, karena dia tidak rela atas bagian/ keberuntungan yang sudah menjadi ketentuan Allah”.

Indikator orang hasud yang mungkin bisa dikemukakan : dia sangat tidak senang jika orang lain (mahsud) itu memeroleh pujian. Dia sering mengkritik orang lain itu dan selalu menilai negatif atas tindakan orang lain itu. Dia merasa sakit hati jika melihat orang lain itu tertawa-tawa bahagia. Mudah marah terhadap temannya yang memuji orang lain itu juga merupakan salah satu indikator daripadanya. Indikator lain adalah pelaku tidak mau mengucapkan selamat terhadap orang lain itu, saat memeroleh penghargaan. Dan dia senang jika orang lain itu gagal.

Perilaku hasud ini digambarkan Nabi Saw sebagai perbuatan yang menghancurkan kebaikan. Beliau mengatakan :

الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب .

“Hasud itu menghapus kebaikan bagai api menghanguskan kayu”.

Nabi Saw memeringatkan umatnya agar menghindari sifat dan perilaku ini. Beliau bersabda :

لا تحاسدوا ولا تقاطعوا ولا تباغضوا ولا تدابروا وكونوا عباد الله إخوانا

“Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling memutus hubungan persahabatan, jangan saling membenci dan jangan saling memalingkan muka. Jadilah kalian orang-orang yang bersaudara”.

قال رسول الله ـ صَلَّى اللَّـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ : « لا يزال الناس بخير ما لم يتحاسدوا »

“Manusia itu selalu baik selama dia tidak saling mendengki”.

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ : الْحَسَدُ وْالْبَغْضَاءُ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ لاَ أَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّيْنَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثْبِتُ ذَلِكَ لَكُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

“Telah menjalari kalian penyakit umat-umat terdahulu. Yaitu hasad dan permusuhan. Dan permusuhan itu adalah yang mencukur habis. Aku tidak mengatakan mencukur rambut, akan tetapi mencukur (menghabisi) agama. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku kabari faktor apa yang bisa memantapkan hal ini?. Ya, tebarkanlah salam diantara kalian” (HR At-Tirmidzi 2/83)

Orang yang menyimpan dendam, hasud dan iri hati hidupnya tidak akan pernah bahagia, jiwanya senantiasa menderita dan tersiksa.

Orang yang hasud, tak akan mulia.

 

Ket: Tulisan Dari Akun Facebook Husein Muhammad pada tanggal 25 Mai 2018.


*Penulis Adalah Dewan Pembina Pelita Perdamaian

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.