
Reportase Oleh: Ahmad Hadid
(Koordinator Dept. Sosial-Kemasyarakatan PELITA)
***
Sejak tahun 2014, PELITA menggagas program melalui Departemen Sosial dan Kemasyarakatan dengan tema besar, “Mendorong Budaya Gotong Rotong Warga”, meliputi: a) pemetaan kondisi sosial; b) pemulihan pasca bencana dan; c) trauma-healing, yang sudah dilakukan di beberapa titik lokasi di Indramayu dan Cirebon, di antaranya Desa Eretan Kulon, Jatibarang, dan Desa Sampih dan beberapa wilayah lainnya.
Kegiatan itu diimpelementasikan secara berkesinambungan, salah satunya melalui fogging, pada Rabu 06 Januari 2016, Pelita bersama warga Desa Srengseng, Kecamatan Kerangkeng, Kabupaten Indramayu melakukan kegiatan pengasapan fogging untuk memberantas nyamuk, kegiatan ini berangkat dari laporan kepala desa srengseng Tohir (47) kepada pihak PELITA Perdamaian bahwasannya ada dua orang warganya yang meninggal dunia dikarenakan penyakit demam berdarah.
Desa Srengseng ini merupakan desa gemuk dengan jumlah penduduk diatas 7000 warga, yang terbagi kedalam 6 RW dan 21 RT dalam satu RT terdapat 300 sampai 400 kepala keluarga.
Di sela-sela perbincangan dengan aparatur pemerintah desa, kondisi pelayanan publik Pemerintah Indramayu di bidang kesehatan minim dan cukup memprihatinkan
“Dinas kesehatan setempat kurang tanggap dalam permasalahan fogging ini, disamping itu juga laporan kami kepada pihak dinas kesehatan akan ditanggapi jikalau ada tragedi warga yang meninggal dunia dikarenakan demam berdarah terlebih dahulu, setelah itu sebelum menurunkan alat fogging mereka harus melakukan survei terlebih dahulu area mana saja yang harus disemprot fogging,” Ungkap Ayat (38) selaku ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Srengseng.
“Kendala lain juga muncul dari alat fogging yang hanya berjumlah tiga unit di Indramayu, yang digunakan berkeliling se-kabupaten Indramayu, yang mana di Indramayu sendiri terdapat 21 Kecamatan yang rata-rata dari setiap Kecamatan terdiri dari 8 – 11 desa, sangat lama sekali kita menunggu giliran fogging ini, makannya ketika saya tahu di Organisasi Pelita ada alat fogging, kami langsung segera meminta bantuan untuk melakukan pemfoggingan di daerah kami, ” Tutur Ayat.
Dikoordinatori oleh Ahmad Hadid, Abdurrahman Wahid dan Rudi Ibnu Ahmad bersama–sama memberi pelatihan tentang tata cara penggunaan alat fogging tersebut yang dihadiri oleh Tohir (Kepala Desa), Udin (Juru Tulis), Ayat (Ketua BPD), dan Perangkat Desa lainnya, 6 orang ketua RW serta beberapa ketua RT yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.
PELITA memberi pelatihan berawal dari menjelaskan bagaimana cara menyampur obat fogging dengan solar dan berapa takarannya, kemudian cara mengoperasikan alat fogging serta keamanan kesehatan apa saja yang harus dipakai oleh orang yang mengoperasikan alat fogging saat pengasapan, yaitu dengan menggunakan masker, kacamata khusus fogging dan sarung tangan yang basah agar tidak terlalu panas saat mengangkat alat fogging tersebut.
Pelatihan pengoperasian alat fogging berjalan dengan baik walaupun ada beberapa kendala kecil yang kemudian dapat diatasi dengan cepat, pada hari itu juga kami melakukan pengasapan di Balai Desa dan tempat-tempat basis nyamuk , seperti dalam gorong-gorong, selokan, balong dan lahan kosong. Setelah basis nyamuk terdekat selesai difogging , pengasapan berpindah ke RW 1 dengan di operatori oleh bapa Dahlan (53) selaku ketua RW 1. Rencananya pengasapan ini akan terus dilakukan sampai selesai seluruh wilayah Desa Srengseng yang ditarget selesai sampai tanggal 14 Januari 2016.
Pengasapan pada hari rabu berjalan dengan lancar, warga sangat antusias dan rela meluangkan waktunya untuk bergotong royong, bahkan mereka mau menyumbangkan uang dan tenaganya untuk menyukseskan kegiatan pengasapan didaerahnya tersebut. Pelita bersama warga Desa Srengseng berharap dengan adanya pengasapan dengan menggunakan alat fogging ini dapat memberantas nyamuk dan bisa mengurangi dampak dari demam berdarah yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup manusia.
Comments Closed