Pertemuan Bulanan Edisi ke-28: Agama untuk Kemanusiaan

Pertemuan Bulanan Edisi ke-28: Agama untuk Kemanusiaan

KOTA CIREBON-Bertempat di Gereja St. Yusuf, jalan Yoes Soedarso kota Cirebon, Pelita Perdamaian mengadakan kunjungan rutin-pertemuan bulanan, yang dilakukan setiap bulan sekali dengan tema besar, “Mengenal Saudara Kita Lebih Dekat”, pada hari Ahad 17 Mei 2015, pukul 19.00-21.00 Wib.

Makmuri el-Abbas selaku koordinator pertemuan bulanan, dalam sambutannya menegaskan, “bentuk konkret yang diperjuangan oleh Pelita Perdamaian selama 4 tahun berjalan ini adalah salah satunya pertemuan bulanan ini. Ikhtiar untuk silaturahmi tiada henti; bentangan tali perdamaian antar sesama pemeluk umat beragama di wilayah III Cirebon.”

Dalam edisi ke-28 ini, hadir di antaranya: Pondok Pesantren Jambu Al-Islamy-Ciwaringin, Setaman (sekolah cinta perdamaian), OMK (Orang Muda Katholik) St. Yusuf, Iain Syekh Nurjati, CSPC Cirebon, ISIF, GKPB Cirebon, Unswagati Cirebon, IPNU-IPPNU Cirebon, Komunitas Ahlul Bayt Indonesia (ABI), GKI Pamitran, GKI Pengampon, GKP Cirebon, SMAN 1 Plumbon.

Adalah betapa istimewa, salah satu ulama kenamaan asal pesantren Darut Tauhid, yakni K.H. Husien Muhammad, mengajak dialog para hadirin dengan menggali kembali inspirasi bahwa agama bertugas sangat vital terhadap kebutuhan umat manusia dan kemanusiaan. Juga yang tak kalah penting, Nyai Masriyah Amva, ulama perempuan dan pengasuh pesantren Jambu Ciwaringin berbagi pengalaman betapa indahnya menjalankan kasih-sayang terhadap orang yang berbeda agama.

Seiring sejalan, penjelasan diteruskan oleh Romo Katmo, Dewan Pembina Gereja St Yusuf yang memberikan pandangan tentang perdamaian dari perspektif Agama Katholik, baginya: “Agama Katholik mengusahakan untuk agama menghargai kepercayaan. Saat ini gereja katholik memperingati hari sosial seduania dan paus mencium 2 hal, yaitu keluarga. Keluarga terdiri dari berbagai hal dan memiliki keunikan dan bisa berkomunikasi. Dengan itu umat Katholik menggingatkan dengan komunikasi dengan sesama. 2, gadget, alat komunikasi modern, harus mengahrgai dan melayani manusia, jangan sampai terpuruk dengan gadget yang ada. Dengan itu gadget itu seperti menghancurkan suatu kebersamaan. Agama melayani manusia dan melayani perbedaan.”

Kegiatan ditutup dengan doa bersama, agar terus terjalin perdamaian dan kehidupan yang harmonis di Kota Cirebon yang tercinta ini.

(Berita Oleh: Yuri/ sekertaris pelita)

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.