
Tanggal 1 Juni 2014, seluruh lapisan umat budha yang berada di penjuru wilayah tiga Cirebon mengadakan acara perayaan Hari Wasiak bersama. Perayaan yang biasa disebut dengan Vasak Celebration ini, mengambil tema ‘Kerukunan dasar keutuhan’. Acara ini berlangsung sejak pukul 18.00-21.00 Wib, yang bertempat di gedung pertemuan Swiss-Belhotel
CSB Cirebon.
Acara perayaan waisak bersama yang megah tersebut berlangsung sangat meriah. Menurut Hanny Noviani, selaku ketua penyelenggara acara, saat diwawancarai oleh tim PELITA, menuturkan bahwa persiapannya sendiri memakan waktu tiga bulan lamanya. “awalnya, kita daru umat Budha hendak merayakan Waisak bersama ini di Vihara, dan diadakan sesederhana mungkin. Tapi, ada keinginan menghibur umat dengan dan takut hujan juga kalau misalnya di Vihara.” Kata Hanny
Perayaan tri suci Waisak 2558 BE 2014 dihadiri oleh seluruh lapisan umat Budha dari penjuru kota yang ada di sekitar daerah Cirebon, seperti dari Tegal dan Brebes. Pun diundang pula seluruh tokoh lintas agama, pemerintah kota Cirebon, PELITA, dan masih banyak yang lainnya.
YM Bhikku Jatidammo Mahathera dalam sambutannya, memberikan nasihat bagi hadirin yang khidmat menikmati jalannya acara kali ini. beliau memaknai peringatan Waisak kali ini untuk lebih menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Tema kali ini, menurut YM Bhikku Jatidammo Mahathera, sangatlah bangus. “kurukunan itu terbagi menjadi tiga, pertama kerukunan terhadap sesama manusia, kerukunan terhadap alam atau lingkungan, dan kerukunan dalam diri sendiri.” Lanjutnya, “yang ketiganya itu mestilah singkron dan terus dijalankan.” Sebelum itu, beliau memaparkan tentang sejarah kelahiran Budha sampai ke tahapan Nibbhana, kemudian dilanjutkan dengan proses masuknya agama Budha di Nusantara.
Vasak Celebration ini juga, tak lupa, dimeriahkan oleh penampilan Drama Kolosal tentang perjalan hidup Budha Gauatama, kemudian pementasan angklung Koor gembira dengan bertujuan mengangkat budaya sunda dengan dipandu oleh paduan suara yayasan SD Sariputra. Ditambah lagi, suasana semakin ramai manakala pementasan tari seribu tangan (lambang Dewi Kwan im) oleh sanggar tari bunga persik.
“kemudian agar lebih mengusung kerukunan antar umat Budha dan umat agama lainnya…” syair Dhammpada ayat 1-5, begitulah alasan kita mengapa mengambil tema “kerukunan dasar keutuhan yang sudah ditentukan oleh Sangha Therravada Indonesia,” tutur Hanni Noviana
Ia juga berterima kasih atas apresiasi dari hadirin, eksepatasi hadirin ternyata melebih yang diperkirakan oleh kami selaku panitia, lanjutnya.
Comments Closed