Pelatihan Hak-Hak Dasar Kewarganegaraan

Pelatihan Hak-Hak Dasar Kewarganegaraan

Reportase Pelita Perdamaian

***

Pelita Perdamaian berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan yang bertajuk “Hak Asasi Manusia dan Hak-Hak kewarganegaraan” yang diselenggarakan oleh tim Ready (Respect and Dialog). sebuah konsorsium yang terdiri di dalamnya adalah Fahmina Institute, LBH Jakarta, Paramadina, Wahid Institute dan Hivos. Kegiatan tersebut berlangsung pada 28-30 september 2015, di Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, kuningan.

Intensitas semakin menguat dan meningkatnya pelanggaran hak-hak kewarganegaraan pada kelompok atau komunitas agama yang dianggap minoritas adalah latarbelakang kegiatan pelatihan tersebut. seperti diungkapkan secara langsung oleh Ketua Panitia, Mu’tasimbillah (27 tahun),  “Sebelum melakukan pelatihan, ada baseline survai dan penelitian yang meliputi wilayah tiga Cirebon (Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka), karena pada penelitian awal kita menemukan data-data  bahwa masih banyak pelanggaran pelanggaran-pelanggaran yang terjadi terhadap kaum minoritas di wilayah 3 ini yang meliputi Corebon, Majalengka, Kuningan dan Indramayu.”  Paparnya dalam  sela-sela waktu wawancara dengan kami.

“Hak  kewarganegaraan itu mutlak diperlukan oleh setiap warga negara tanpa melihat latar belakang identitas yang mendasarinya, jadi semuanya berhak mendapatkan perlakuan dan jaminan yang sama pelayanan dari negara,” lanjutnya

Dalam pelatihan ini, partsipan (peserta kegiatan) dibekali dengan beberapa materi untuk menunjang pemahaman atas Hak Asasi Manusia (HAM)  dan Hak-Hak kewarganegaraan, seperti: materi Sejarah Pergerakan Pemuda Indonesia, Materi Negara Bangsa, materi Konflik dan Perdamaian, dan Materi Strategi Komunikasi.

Pemateri yang dihadirkan juga sangat sesuai dengan materi yang dibawakan. Sehingga materi yang disampaikan sangat menarik dan dapat dengan mudah untuk dipahami, karena memang materi yang dibawakan merupakan kapasitas dari pemateri tersebut, diantara pematerinya yakni, Ibu Juwita dari Paseban-Cigugur, yang beliau ini sebagai saksi perjalanan hidup Komunitas Adat Sunda Wiwitan, yang juga  merupakan korban diskriminasi hak asasi manusia dan hak-hak kewarganegaraan di wilayah Kuningan sendiri.

Selanjutnya, pemateri dari AMAN (Asia Muslim Networking), yaitu Kang Yoyo, di mana beliau aktif dalam pendampingan konflik yang terjadi di Madura. Selanjutnya ada Sobih Adnan dari Jingga Media, belaiu aktif dalam media sosial dan menyampaikan materi tentang strategi komunikasi.

“Dari pelatihan ini diharapkan partisipan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Hak Kewarganegaraan,  dapat membangun kepedulian dan sensitivitas generasi muda terhadap pelanggaran hak kebebasan beragama dan toleransi dikomunitasnya dengan menggunakan prespektif HAM, serta menciptakan generasi pemuda yang dapat mengadvokasi tentang Hak Asasi Manusia dan Hak – hak warganegara”. Ungkap Panitia

Sedangkan di waktu sama, pandangan salahsatu peserta, Alwi (21), mengatakan, ”Pelatihan ini sangat menarik dan dapat menggugah partisipan untuk meyadari bahwa kita itu beragam namun satu jua, terbukti dari banyak peserta yang sangat antusias dan bisa menemukan Indonesia, bahwa indonesia itu tidak melulu orang Islam, tidak melulu komunitasnya sendiri jadi disini adalah wadah  dimana dipertemukannya beberapa komunitas. Kita menghilangkan identitas kita sebagai latar belakang itu kita kembali ke identitas yang satu kita sebagai warga negara indonesia.”

Kegiatan pelatihan sendiri dimulai dari hari Senin Sampai Rabu (28-30 September) dan dihadiri oleh peserta yang dikhususkan untuk pemuda dari berbagai lintas komunitas dan berbagai keyakinan, di antaranya: ISIF, Pelita, Ahmadiyah, Komunitas Pemuda Protestan, PMII kota cirebon, PMII Kuningan, Pondok pesantren Babakan Ciwaringin, Pemuda Pancasila, Sunda Wiwitan.

Akhirnya pelatihan selesai dan berjalan dengan kondusif dari awal sampai ahir secara keseluruhan dilihat dari statment closing dari teman-teman partisipan yang mereka tidak sabar untuk mengikuti live in yang merupakan kegiatan lanjutan pelatihan tersebut pada tgl 3 – 5 oktober 2015 , masih tetap di Cigugur. Dan juga ada tren lanjutan tentunya partisipan ingin kebersamaan ini tidak cepat berakhir.

(Reportase oleh: Hadid Ahmad)

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.