
Pelaksanaan pelatihan yang diadakan selama 3 hari di Hotel Bentani kota Cirebon dengan jumlah partisipan yang dibatasi. Di mana sebelumnya para partisipan yang hadir disini telah dipilih oleh kepala sekolah pelaksanaan dimulai tepatnya pada tanggal 5 – 7 Desember 2014.
Dihari pertama, pelatihan dimulai dengan melakukan perkenalan degan para partisipan lain yang ikut dalam kegiatan ini. Perkenalan yang dilakukan ini tergolong unik karena setiap orang partisipan akan dipasangkan dengan partisipan lain dan pasangan tersebutlah yang mengenalkan diri kita. Sebelum pasangan memperkenalkan diri partisipan lain, maka tiap-tiap partisipan diharuskan untuk menuliskan nama beserta sifat baik yang dituliskan pada setiap huruf dari namanya, selain itu juga mereka harus menggambarkan apapun yang mencerminkan keberagaman.
Perkenalan usai dan dilanjutkan dengan acara selanjutnya yakni pembahasan materi mengenai Pluralisme dan Multikulturalisme. Yang mana materi ini diawali oleh pak marzuki wahid yang menjelaskan secara mendetail mengenai apa itu pluralis (sebuah kata benda yang berarti keberagaman) dan juga mengenai pluralisme yang menunjukan arti paham keberagaman itu sendiri. dan untuk multikulturalisme ini berarti paham yang menyatakan keberagaman kultural di masyarakat.
Pemaparan dari bang jack ini menggunakan metode dialog agar diskusi tidak monoton. Apabila partisipan merasa ngantuk maka fasilitator memberi permainan, apapun itu. Tak terasa Waktu pun menunjukan pukul 12 yakni sudah waktunya istirahat, saat itu setiap partisipan dibagi kamar untuk beristirahat yang masing-masing kamar dihuni oleh 3 orang.
Istirahat usai dan materi selanjutnya oleh Kyai husein Muhammad, namun masih dengan materi mengenai pluralism dan multikulturalisme. Disini, kyai husein menyampaikan materinya dengan membacakan puisi. Ya, berbagai macam puisi yang menggambarkan tentang pluralisme. Ketika beliau membacakan puisi-puisi tersebut mata para partisipan terlihat sangat terpukau. Manurut anah bahwa puisi ini sangat indah dan menyentuh sekali. Pembacaan puisi dan diskusi ini dibawakan oleh kyai husein sampai menjelang maghrib. Materi yang dijelaskan pada hari pertama ini memang sangatlah terkait dengan pluralism dan multikulturalisme. Yang pada saat malam harinya para partisipan melakukan dialog guna untuk mereview materi tadi siang. Dan pada saat senggang para partisipan yang tadi siang mengalami keterlambatan dikenai hukuman yang telah disepakati dan ditulis sendiri oleh masing-masing partisipan. Ada yang ngesot, merayu makmuri, bernyanyi dan lain sebagainya.
Pada malam harinya setelah pemateri selanjutnya datang yang menyampaikan materi tentang media, Yakni mas sobikh dari jingga media. Beliau menjelaskan mengenai seberapa pentingnya media sebagai pendukung kampanye cinta damai. Pada malam itu pun, permainan diberikan cukup banyak.
Dan pemberian materi ini diberikan kira-kira sampai pukul 22.00 wib. Keesokan harinya, yakni pada hari kedua. Para partisipan memulai pagi dengan kegiatan pribadinya di masing-masing kamar. Dan kira-kira pada pukul 06.30 wib para partisipan menjamu sarapan mereka di lantai 1. Disana, terlihat sudah ada beberapa partisipan yang telah duluan sarapan. para peserta memasuki ruangan pada pukul 07.30 wib.
Agenda awal hari kedua ialah review materi di hari pertama yang dibawakan oleh kelompok 1, yang ketika itu dibawakan oleh mas rudi. Seusai review awalnya fasilitator mengadakan hukuman bagi yang terlambat datang tadi. Ya, tentunya dengan hukuman yang telah disepakati. Namun sayangnya kertas hukuman itu hilang dan devida sebagai algojo meminta tiap-tiap partisipan menulis ulang hukuman. Dimulaikah hukuman tersebut dan setelah itu ada permainan juga sebagai refresh otak.
Dilanjut ke materi kedua yakni tentang identitas dan politik identitas. Yang disampaikan oleh bapak bisri effendi. Awalnya fasilitator memberikan tiap partisipan kertas warna untuk ditulis mengenai apakah itu identitas dan apakah itu konflik. Dan selanjutnya pak bisri menjelaskan mengenai apakah identitas itu, berawal dari identitas diri. Yang mana iapun melihat beberapa kata dari teman2 yang telah ditempelkan. Dari identitas pribadi kemudian ke identitas kelompok dan setelah itu berlanjut ke politik identitas. Yang dalam penjelasan mengenai politik identitas ini merupakan sebuah idenitas yang didorong oleh kepentingan politik.
Lalu setelah istirahat materi selanjutnya yaitu tentang resolusi konflik. Yang setiap masing-masing partisipan yang memiliki pengalaman konflik di wilayahnya. Dan dari pa marzuki wahid menjelaskan mengenai beberapa tahap resolusi yakni monitoring, melihat bagaimanakah konflik tersebut terjadi dan ditanggapi secara kritis dan yang selanjutnya ialah resolusi.
Pada malam hari, acara berlangsung cukup ramai karena banyak diisi dengan permainan. Yakni permainan rebut kursi yang namai diskriminasi. Hal ini karena apabila peserta permainan yang tidak dapat kursi sebanyak 2 kali akan mendapat hukuman terserah peserta lain. Malam semakin larut dan kegiatan usai dihari kedua.
Di hari ketiga, yang merupakan hari terakhir dalamkegiatan pelatihan. Diawali dengan senam pagi yang diiringi musik. Dan gerakannya akan diperagakan oleh peserta yang tertawa. Acara selanjutnya yaitu review dari kelompok kedua menganai identitas dan resolusi konflik. Dalam review ini cukup asyik pembicaraannya karena banyak aspirasi dari para partisipan lain dan banyak informasi lagi yang
Diskusi review ini kira-kira berlangsung hingga jam 10an. Setelah itu, materi selanjutnya yang disampaikan oleh pa marzuki wahid mengenai kode etik fasilitator. Karena para partisipan yang dilatih disini akan dijadikan fasilitator bagi anak SMA. Dan pada pukul 12 materi masih belum usai, namun harus beristirahat dulu dan check out dari hotel. Setelah istirahat. Tepatnya, pukul 13.00 kami mulai lagi materi tersebut hingga pukul 14.00 dan setelah itu berlanjut ke penyusunan RTL dari para partisipan yang hadir..
Comments Closed