Pdt. Stevanus Nilai Pertemuan Bulanan Pelita bisa Pererat Hubungan Antar Agama

Pdt. Stevanus Nilai Pertemuan Bulanan Pelita bisa Pererat Hubungan Antar Agama

Paska kegiatan pertemuan bulanan yang ke-40 yang dihadiri beberapa perwakilan umat berbagai agama yang bertempat di Aula Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pengampon Cirebon, Sabtu (21/4).

Oleh    : Fachrul Misbahudin
Editor  : Winarno S.Ag

PELITA PERDAMAIAN, CIREBON – Pelita Perdamaian kembali menggelar pertemuan bulanan yang ke-40 yang dihadiri beberapa perwakilan umat berbagai agama yang bertempat di Aula Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pengampon Cirebon, Sabtu (21/4).

Gereja Kristen Indonesia (GKI) Veteran Tasikmalaya, Pendeta (Pdt). Stevanus Triyuwono menilai, pertemuan bulanan yang digelar Pelita Perdamaian merupakan alternatif yang akan memecah semua tembok berpikir eksklusif (tertutup). Melalui pertemuan ini diyakini bisa mempererat hubungan antar pemeluk agama.

“Indonesia akan melihat anak muda yang punya gairah untuk mau menjadi satu dengan yang lain. Mau tidak mau acara ini harus rutin dilakukan, karena banyak manfaatnya, terutama jalin hubungan antara pemeluk agama,” kata Pdt. Stevanus.

Ketika perbedaan sering kali dijadikan alat untuk bersegera, maka melalui pertemuan bulanan ini dapat memperkuat warga Indonesia, meskipun berbeda agama. Menurutnya, Pelita sebuah wadah sebagai perintis perdamaian Indonesia, karena rohnya Pelita Perdamaian, yaitu membawa damai.

“Damai yang dirasakan, damai yang berdampak, damai yang terdengar bahkan damai yang terbaca dalam tulisan-tulisan yang menyejukan,” tuturnya.

Maka dari itu, dia berharap anggota Pelita Perdamaian harus terus bertambah, sehingga langkah strategis semakin masif dalam menyebarkan kebaikan dan perdamaian. Meski demikian, pegiat Pelita Perdamaian harus tetap kritis dan mengupdate pengetahuan guna melihat situasi bangsa.

“Pesan saya dan doa saya melalui Pelita Perdamaian ada kebaikan yang bisa menular ada nilai-nilai benar yang universal juga bisa diterjemahkan dalam kehidupan keluarga masing-masing,” pesan dia.

Sementara itu, Sekretaris Divisi Bulanan Pelita Perdamaian, Siti Jubaedah mengatakan, dalam agenda pertemuan kali ini Pelita Perdamaian mengambil tema perempuan dan perdamaian. Perempuan yang digunakan karena bertepatan pada hari RA Kartini.

Dia menjelaskan, Kartini merupakan tokoh perempuan yang gagah berani demi membela kaum perempuan yang pada waktu itu sangat direndahkan. Maka dari itu RA. Kartini menuntut hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.

Sedangkan kata perdamaian, kata dia, diambil dari Pelita yang memang sejak awal berkomitmen untuk menciptakan perdamaian antar lintas agama. “Dari situ tercipta gagasan untuk tema kali ini, yaitu perempuan dan perdamaian,” tutupnya.

 

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.