Cirebon (28/2)-Dalam rangka merespon aksi demo yang dilakukan ormas Gapas/Al-Manar terhadap pesantren Nurul Quran Weru-Cirebon, Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Cirebon (KBNU Cirebon) berkumpul di pondok pesantren Salafiyyah, Desa Bode lor, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon pada pukul 15.00 Wib dini hari.
“Kami (warga NU) merasa perlu mengeluarkan sebuah pernyataan sikap terkait aksi Gapas tersebut. Selama ini, NU begitu toleran terhadap aksi-aksi Gapas yang meresahkan masyarakat. Apalagi mengatasnamakan Islam. Namun, hal ini tidak bisa terus dibiarkan,” Papar K.H. Badruddin Hambali sebagai Tokoh Ulama NU sekaligus tuan rumah dalam sambutannya.
Baru-baru ini, Gapas/Al-Manar melakukan tuntutan pembubaran paksa terhadap pesantren Nurul Quran yang ia anggap sesat. Hal ini berbuntut panjang. Sekitar 90 santri perempuan merasa ketakutan, akibatnya pula, aktivitas pesantren lumpuh total. Stigma yang berkembang di masyarakat bahwasanya pimpinan pesantren itu mengajarkan aliran sesat semakin bergulir. Ini sama persis dengan nasib yang menimpa yayasan Al-Magfurlah Klayan-Cirebon, yang gara-gara dituduh sesat oleh Gapas/Al-Manar, aktivitas keagamaan pun terhenti sampai hari ini.
Jajaran pengurus dan ulama yang hadir menyatakan sikap bersama, yang tergabung dalam KBNU Cirebon di antaranya: Rabithoh Ma’had Islamiyyah (RMI), GP. Ansor, Majlis Dzikir Rijalul Ansor, LBH NU, Banser, Pagar Nusa, ISNU, IPNU, IPPNU, Fatayat NU, Lakspedam NU, Pesantren Gedongan, Pesantren Kempek, HAMADA, Pesantren Babakan Ciwaringin, Pesantren Balerante, Pesantren Kepuh, Pesantren Salifiyyah Bode.
Berikut pernyataan sikapnya:
- Kami mengecam segala bentuk eksploitasi agama Islam sebagai pembenaran tindak kekerasan, intimidasi dan teror terhadap kelompok tertentu, karena hal tersebut bertentangan dengan visi Islam yang mengajarkan sikap santun, damai dan toleran.
- Kami menghimbau masyarakat Cirebon untuk mewaspadai gerakan apapun terutama yang mengatasnamakan agama, yang mengancam Manhaj Ahlu Sunnah Wal Jama’ah ala Nahdlatul Ulama yang sangat akomodatif dan toleran terhadap kekayaan kultural masyarakat Cirebon dengan berbagai budaya dan tradisi.
- Terkait terhentinya aktifitas Pesantren Nurul Qur’an Setu Kulon, akibat demo yang dilakukan pada Minggu, 15 Februari 2015 yang lalu, kami meminta pertanggungjawaban GAPAS/Andi Mulya CS.
- Kami akan melakukan upaya hukum dan upaya lainnya, terkait dampak yang ditimbulkan dari demo yang dilakukan GAPAS/Andi Mulya CS pada Minggu, 15 Februari 2015 yang lalu, sehingga aktifitas pendidikan di Pesantren tersebut terhenti/bubar.
- Kami meminta kepada GAPAS/Andi Mulya CS untuk berhenti melakukan tindakan kekerasan ‘atasnama penegakan agama’ dalam berbagai bentuknya dan kepada siapapun dengan dalih apapun.
- Kami akan menghadang segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh GAPAS/Andi Mulya CS dalam bentuk apapun yang menodai dan mengganggu ketentraman masyarakat Cirebon yang sudah kami jaga dan kami bina selama bertahun-tahun.
- Kami meminta aparat penegak hukum/kepolisian, MUI dan unsur Bakorpakem lainnya, untuk tidak tunduk pada tuntutan GAPAS/Andi Mulya CS. Bekerjalah secara profesional sesuai dengan amanat dan tanggungjawab yang sudah dipercayakan oleh masyarakat.
Penguatan Masyarakat
Tak hanya merilis pernyataan sikap bersama, KBNU juga akan mengupayakan melalui jalur hukum dengan menuntut kelompok Gapas pimpinan Andi Mulya Cs atas kasus yang menimpa pesantren Nurul Quran, agar diminta pertanggungjawabannya. Menurut penuturan Ketua RMI Cirebon, Kyia Badruddin, rencananya pada senin, 02 Maret 2015, pihaknya akan mengajukan laporan ke Polres Cirebon.
Menyusul aksi somasi RMI Cirebon terkait kasus itu, bahwa kemudian Berdasarkan investigasi langsung LBNU Pesantren Nurul Quran tidaklah sesat, bahkan pihaknya juga merasa turut bersedih karena pesantren yang memfokuskan menghafal Quran (Hafidz), kini tidak ada aktivitas sama sekali. Akhirnya, Gapas/Al-Manar melakukan aksi balik dengan merancang strategi untuk penyerangan ke beberapa pesantren, di antaranya pesantren miliki Kyia Badruddin tersebut. Mereka menyebarluaskan pesan singkat (sms) ke anggota Gapas/Al-Manar yang tersebar di Kuningan, Tasikmalaya, Majalengka, Cirebon dan Indramayu.
“Aksi Gapas pimpinan Andi Mulya Cs mesti dicegah, bahkan kalau perlu dilawan dan diusir dari Cirebon,” Tutur KBNU Cirebon.
Dalam hal ini, tim PELITA yang terjun ke lokasi acara pernyataan sikap pada dini hari itu, mengusulkan ke teman-teman NU, bahwasnya yang terpenting adalah penguatan masyarakat, agar tidak mudah terprovokasi aksi-aksi kekerasan dari golongan mana pun.
(By; Sandriyanie Omen)
Comments Closed