Nabi Tidak Membalas

Nabi Tidak Membalas

 

 

 

Oleh KH. Husein Muhammad Dewan Pembina Pelita Perdamaian

 

Ahli sejarah Nabi Saw yang paling awal, Ibn Ishaq, dalam bukunya yang sangat terkenal; “Sirah Nabawiyyah”, mengemukakan kisah yang amat mengesankan.

Setelah peristiwa di Thaif, di mana Nabi saw dilempari kotoran batu oleh para pemuda kota itu, Nabi saw kembali ke Makkah. Manakala beliau keluar melalui bukit Shafa, Malaikat Jibril muncul, dan mengatakan : “Hai Muhammad, Allah, Tuhanmu telah memerintahkan langit untuk patuh kepadamu, memerintahkan bumi taat kepadamu, memerintahkan gunung-gunung mengikuti perintahmu. Jika engkau mau, biarkan langit menurunkan api yang akan membakar mereka yang menyakitimu itu, atau jika engkau mau, biarkan bumi menelan mereka”.

Nabi menjawab : “tundalah keinginan-keinginan itu, Jibril. Jangan lakukan hal itu kepada umatku. Semoga Allah mengampuni mereka”.
(Ibn Ishaq, Al-Sirah al-Nabawiyyah, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, Cet. I, 2004, Jilid I, hlm.245).

Kisah lain menyebutkan bahwa beberapa hari sebelum ke Thaif itu, Nabi menerima perlakukan sangat menyakitkan dari seorang muda Quraisy. Ia menyiram kotoran ke muka dan tubuh Nabi yang mulia itu.

Diperlakukan seperti itu Nabi saw diam saja, wajahnya tidak menunjukkan rona marah. “Andaikata pamanku, Abu Thalib, masih ada, dia pasti akan melindungiku, dan anak muda itu tak akan berani melakukannya”, kata hatinya sambil menyimpan luka rapat-rapat. Tak terlintas dalam pikiran untuk membalas. Fathimah putri tercintanya menyaksikan hal itu dan menangis. Dengan tetap memperlihatkan sikap sabar yang tinggi, Nabi mengatakan: “Anakku sayang, janganlah bersedih hati. Tuhan akan melindungi ayahmu

(Diambil dari buku “Merayakan Hari-hari Indah bersama Nabi”).

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.