MEMAHAMI HUKUM ALLAH (3)


Semiotika dan Gestur

oleh : KH. Husein Muhammad (Dewan Pembina pelita perdamaian)

Jadi sekali lagi, memahami teks itu sangat tidak mudah, bukan?. Terjemahan juga tidak selalu bisa mewakili secara tepat apa yang dikehendaki oleh penulis kata atau kata-kata itu. Penerjemah hanya mengira-ngira sesuai dengan pengetahuannya. Bisa sesuai dengan maksud penulis dan bisa juga tidak.

Bahkan saya bilang kepada para mahasiswa itu, analisis Sastrawi juga tidak cukup untuk dapat memahami makna sesungguhnya (apa yang dimaksud penulisnya) dari sebuah teks, apalagi teks suci.

“Walah, makin ruwet saja ya”?, gumam seorang mahasiswa.

“Ya, benar sekali. Ini karena teks itu sesungguhnya hanyalah tanda atau simbol dari isi pikiran atau isi hati. Dan ia adalah huruf-huruf yang tidak bicara apa-apa. (Kata “ayat” sejatinya bermakna tanda-tanda). Di situ juga tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan ekspresi penulisnya. Apakah diucapkan atau ditulis dengan hati datar saja, atau emosi marah atau sambil tersenyum atau matanya sambil melirik atau melotot dan sebagainya. Misalnya ada kata : “pergilah” atau “ayo pukul”. Ini bisa dipahami secara bertolak belakang : harus pergi dan tidak boleh pergi, harus memukul dan tidak boleh memukul. Gestur atau ekspresi tubuh itu tidak ada di dalam teks.

Dalam teori fiqh para ulama selalu menyampaikan, antara lain bahwa kata “amar” (perintah) tidak selalu berarti wajib (harus), tapi bisa berarti boleh, anjuran, atau bahkan “tahdid” (ancaman). Demikian juga kata “nahi” (larangan) dan “Istifham” (kata tanya).

“Lalu bagaimana kita mengetahui makna yang tepat dari suatu kata perintah atau larangan atau kata tanya itu”, mahasiswa bertanya lagi, wajahnya berkerut.

“Tambah pusing saja nih”, kata yang lain.

“Setuju, saya juga masih selalu pusing soal ini. Tetapi bukan hanya kita orang Indonesia, orang-orang Arab juga “bingung”. Oleh karena begitu, lagi-lagi kita mengatakan memahami Al-Qur’an yang di dalamnya memuat hukum Allah itu sungguh tidaklah mudah.

Insya Allah sesudah ini ada cerita kebingungan itu, jika ada gairah nulis.

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.