Kearifan Lokal Masyarakat Suku Lio

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Lio

Oleh: Diaz Alauddin
(Peneliti, Pegiat PELITA)

Mayoritas penduduk Desa Fatamari, dan Kelurahan Watuneso yang ada di Kabupaten Ende, serta Desa Bu Utara dan Desa Masebewa dari Kabupaten Sikka adalah beragama Katolik. Awal mula agama Katolik masuk di Flores, terjadi dalam masa penjajahan Portugis. Bermula dari pembaptisan Raja Solor dan seluruh anggota keluarganya pada tahun 1556, yang kemudian menyebar ke Adonara, Lembata, dan Flores Timur dengan pusat di Larantuka. Setelah itu penyebaran dilakukan di daerah Paga-Maulo’o, pulau Ende dan beberapa daerah pesisir pantai selatan Ende, hingga akhirnya mencapai setiap desa yang berada di pedalaman, seiring perkembangan zaman.

Namun walau beragama Katolik, penduduknya masih tetap melestarikan agama lokal mereka yang sudah ada sebelum agama Katolik, yaitu dengan mempercayai Du’a Nggae, dan terjadi proses inkulturasi di sini. Menurut Pater Piet Petu/P. Sareng Orinbao dalam bukunya “Tata Berladang Tradisional dan Pertanian Rasional Suku-Bangsa Lio”, nama Du’a Ngga’e bukanlah nama monoteis murni, walaupun dalam praktek ibadah umat dijadikan nama monoteis kristiani. Karena terdapat polemik dalam pastoral untuk menerima nama tersebut sebagai monoteis kristiani.

 

Untuk versi lengkapnya silakan download versi lengkapnya di sini

 

 

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.