Kasus Intoleransi di Cirebon Semakin Berkurang

Kasus Intoleransi di Cirebon Semakin Berkurang

KH Marzuki Wahid menjelaskan Kasus Intoleransi di Cirebon Semakin Berkurang. Pada acara Kaderisasi Pelita Perdamaian di Gereja Katolik St. Yusuf Kota Cirebon, Jumat (2/3). (foto;Arul)

PELITA PERDAMAIAN – Cirebon. Saat ini, kondisi keagamaan di Cirebon relatif masih aman dari ancaman orang-orang yang intoleran dan tindakan terorisme. Kedamaian Cirebon hari ini tidak serta-merta bebas dari kasus intoleran dan terorisme. Jika melihat satu dekade terakhir, nyaris Kota Cirebon bisa dikatakan sebagai gerbongnya teroris.

“Memang kondisi Cirebon mutakhir 2016-2017 relatif tidak ada gejolak dan tindakan pelangaran kebebasan dan keyakinan berkurang,” kata Marzuki Wahid saat memberi materi acara kaderisasi Pemuda Lintas Iman (Pelita) ke 2 di Gereja Katolik St. Yusuf. Cirebon, Jum’at (2/3).

Ia menilai, jarang ada penyerang terhadap kelompok-kelompok minoritas, apalagi meminta perlindungan kepada Pelita. Kedamaian Cirebon hari ini tidak serta-merta bebas dari kasus intoleran dan terorisme.

“Kasus pemboman di Bali, pemboman Sarinah Jakarta, bom bunuh diri di Polresta Cirebon, bom panci, dan pemboman lain-sebagainya. Itu orang Cirebon dan kemunculan pesantren di Cirebon yang masif diduga sebagai pencetakan benih-benih terorisme,” ujar Marzuki.

Tetapi hari ini negara berhasil untuk menumpas aksi terorisme dan radikalisme. Untuk itu, Marzuki memberi harapan kepada Pelita sebagai penghubung antar agama agar semakin lebih baik dan menyadarkan masyarakat akan kebergaman di Cirebon.

“Dan Pelita harus menjadi pilar menegakan perdamaian. Kita harus membangun relasi kerja sama yang baik,” tandas Marzuki. (Arul)*


*Penulis adalah Kader Pelita Perdamaian Departemen  Media dan Publikasi

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.