Karawitan Sebagai cermin sebuah keseimbangan dalam keberagaman

Karawitan Sebagai cermin sebuah keseimbangan dalam keberagaman

Oleh :  Williyanto

Alam semesta dan seisinya, adalah ciptaan Tuhan, yang satu sama lain saling membutuhkan. Simbiosis mutualisme yang terjadi harus seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang bisa berakibat buruk bagi sebagian ataupun semuanya. Akhir-akhir  ini keseimbangan hubungan antar manusia di Indonesia, khususnya di wilayah Cirebon mengalami ketimpangan-ketimpangan yang ditimbulkan dari sebagian kelompok atau golongan.

Adanya beberapa kejadian selama dua bulan belakangan di tahun ini yang justru akan memecah belah persatuan dan kerukunan yang selama ini sudah terbangun dengan indah dan damai. serta bisa menjadi akar permasalahan yang akan semakin meluas bila terus dibiarkan berlarut-larut.

Padahal kalau ditinjau dari sejarahnya, Cirebon adalah salah satu daerah yang masyarakatnya beragam. Cirebon yang dalam bahasa lain juga berarti Caruban atau campuran adalah bisa dipahami bahwa di daerah ini masyarakatnya campuran, mulai dari Sunda, India, Persia, China, Arab dan Melayu yang hidup secara rukun berdampingan tanpa memandang perbedaan.

Mencoba mengenali kembali sejarah, budaya, seni dan tradisi untuk menjaga bersama dan mempertahankan keharmonisan yang telah diwariskan sejak dulu. Bagaimanapun, semuanya harus bersinergi untuk mempertahankan dan menjaga keseimbangan dalam hubungan antar manusia, menjaga bumi dan alam sekitarnya.

Begitu juga dalam relasi kehidupan beragama dan berkeyakinan. Saling memaklumi tentang keberadaan masing-masing, kelebihan dan kekurangan adalah bagian dari saling melengkapi satu sama lain.

Seperti halnya dalam sebuah irama music atau instrumental, baik dalam bentuk orchestra, group band, ataupun gamelan/karawitan. Satu saja alat music itu tidak dihadirkan, tentunya akan terdengar timpang atau ada yang kurang. Kalaupun semua alat music tersebut dihadirkan (semuanya ada dan dimainkan), akan tetapi kalau ada salah satu saja yang memainkan secara berlebihan/melebihi batas kedudukan nadannya, maka akan terdengar mengganggu (bertabrakan dengan alat music lain) yang tentunya tidak nyaman didengar.

Bercermin pada instrument karawitan/gamelan, yang satu sama lain bisa toleran dalam menyuarakan nada-nadanya, sadar dengan fungsi bunyinya, gendang dan tutukan/kebluk sebagai dinamika naik turunnya irama. Gong yang hanya berfungsi sebagai penutup lagu atau irama yang mungkin hanya ditabuh sesekali, tetapi tanpa alat music yang satu ini maka, komposisi atau aransemen itu menjadi tidak lengkap.

Seruling/Suling yang menyampaikan keadaan atau suasana dengan segala bahasa. Saron, Bonang, Rincik, adalah alat music karawitan yang paling menonjol di antara alat music karawitan lainnya, karena ketiga alat ini berfungsi sebagai penghantar  dalam memulai lagu-lagu. Bonang yang mempunyai otoritas dalam membunyikan nadanya , tetapi tetap saja ia harus sabar dalam menyeimbangkan irama dengan seluruh instrument lainnya . Maka setidaknya manusia bisa belajar dan bersinergi seperti gamelan/karawitan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup bermasyarakat dan menjaga keseimbangan dalam konteks  beragama dan berkeyakinan.

Dalam berbagai aspek apapun, keseimbangan sangat dibutuhkan demi tegaknya bangunan yang kokoh. Membangun rumahpun tidak bisa hanya menggunakan satu bahan saja, tetapi harus beberapa bahan-bahan yang saling bersinergi satu sama lain. Melindungi penghuninya dari panas, angin dan terpaan hujan. Artinya, ketika keberagaman yang menjadi bagian dari kesatuan yang kokoh, bila dihilangkan atau hancur salah satunya, maka apa yang akan terjadi?.

Sungguh ironis sekali ketika bangsa ini masih bertengkar atau bersinggungan dengan hal-hal dalam keberagaman, agama, keyakinan, bahasa, suku, budaya dan warna kulit. Bhinneka Tunggal Ika, seharusnya menjadi pegangan hidup dan kehidupan bagi bangsa ini, agar tidak memandang orang lain  berbeda menjadi alasan untuk melakukan diskriminasi ataupun saling menyalahkan. Berlaku adil dalam segala hal, karena dengan keadilan maka semua aspek kehidupan bangsa ini akan menjadi baik. Itulah yang dicita-citakan bersama seutuhnya.

 Penulis adalah Ketua Lembaga Kebudayaan Mahasiswa Rumba Grage – ISIF Cirebon,

Departemen Paralegal PELITA dan Mahasiswa Institut Studi Islam Fahmina Cirebon – Fakultas Ushuludin

4 Comments

  1. You share interesting things here. I think that your website can go viral easily, but you
    must give it initial boost and i know how to do it, just search in google for – wcnu traffic
    increase

  2. In his written statement, Pilati explained, “‘New Vintage’ is my way to reflect our social and economic state by capitalizing on existing resources to translate sustainable ‘values’ into ‘forms.'” And in an impromptu speech during the showing, Barneys fashion director Julie Gilhart called the collection, “limited, exclusive and beautiful.” Creative director Simon Doonan hosted the event.

  3. You share interesting things here. I think that your blog can go viral
    easily, but you must give it initial boost and i know how to do it,
    just search in google – omgeridos traffic method

  4. I read a lot of interesting articles here. Probably you spend a lot of time writing, i know how to save you a lot of time, there is an online tool
    that creates readable, SEO friendly posts in minutes,
    just type in google – rewriter creates an unique article in a minute