
(potret kehidupan keberagamaan saat ini, salah satu sesi dalam Joint council)
Selama 3 hari, Jumat sampai minggu (2-4/05), rombongan Pelita sebanyak 14 orang berada di Jogjakarta untuk mengikuti Joint Council dengan tema “Promosi Perdamaian dan Transformasi Konflik Oleh Pemuda Lintas Agama Melalui Potensi Kearifan Lokal Serta Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi”, yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) Program Studi Ilmu Komunikasi.
Tetiba di Yogyakarta, Pelita berkunjung terlebih dahulu ke kantor Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang ada di depan Polsek Danurejan, Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru, dengan disambut Mln. Shagir Ahmad, Mubaligh Wilayah DIY.
Sambil sarapan pagi ditemani siaran Muslim Television Ahmadiyya (MTA), chanel resmi Ahmadiyah. Shaghir menjelaskan bahwa Ahmadiyah Internasional sedang menerjemahkan Al-Quran ke dalam 100 bahasa dunia. Dan baru-baru ini sudah menyelesaikan terjemahan ke dalam bahasa Mao, bahasa lokal Selandia Baru.
“Ahmadiyah Internasional sekarang sedang menjalankan program penterjemahan Al-Quran ke dalam 100 bahasa dunia. Dan baru-baru ini sudah menyelesaikan terjemahan ke dalam bahasa Mao, bahasa lokal Selandia Baru” jelasnya.
Setelah beristirahat sejenak di Ahmadiyah DIY, Pelita pun melanjutkan perjalanan ke lokasi Joint Council, di Hotel Grand Aston Jl Urip Sumoharjo No. 37,Yogyakarta. Dimana sebelumnya pun bersilaturahmi terlebih dahulu ke Interfidei (Institute for Inter-faith Dialogue in Indonesia) dan CRCS UGM (Center for Religious and Cross-cuntural Studies Universitas Gadjah Mada).
Esensi dari Joint Council ini adalah perjumpaan berbagai elemen pemeluk agama yang beragam sebagai basis potensi multikulturalisme yang ada di Indonesia, diikuti dari perwakilan 4 Provinsi yang ada di Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jogjakarta. Jawa Barat diwakili oleh Pemuda Lintas Iman Cirebon yang terwakili oleh : Pengurus Pelita, Pemuda Katolik dan Kristen, Muda Mudi Hindu, Patria Budha, Hidup dibalik Hidup. Jawa Tengah terwakili oleh FKUB Rembang, Kristen dan Katolik, Hindu dan Budha Theravada.. Jawa Timur diwakili oleh : Stara Muda Jombang, Fokmas Lasem, PKPD Tebuireng Jombang, Gusdurian Malang, Takmir Masjid Mojowarno, GKJW (Gereja Kristen Jawa Wetan), Komunitas LGBT (Lesbian, Gay ,Biseksual dan Transgender) dan Jogjakarta oleh Kodama (komunitas Dakwah Mahasiswa) dan AMAI (Angkatan Muda Ahmadiyah Indonesia).
“Pertumpul perbedaan dan pertajam persamaan, serta lembut kepada manusia tapi keras terhadap masalah. Kita juga perlu sebarkan perdamaian melalui media apapun, baik melalui budaya lokal ataupun media komunikasi lainnya. Itu inti dari apa yang kita dapatkan di Joint Council ini.” ungkap Abdurrahman atau yang biasa dipanggil Oman, selaku panitia.
Selama 3 hari itu terdapat beberapa sesi, diantaranya yaitu Wacana Transformasi Konflik yang dipandu oleh Search for Common Ground, pemaparan temuan Riset Lapangan yang telah dilakukan UII di 4 propinsi peserta Joint Council, dan terakhir Rencana Tindak Lanjut (RT). Dimana hasil RTL tersebut adalah membuat sebuah Laman Facebook dan Twitter, untuk dapat dengan mudah menyebarkan promosi perdamaian dengan nama laman ‘Dapur Damai’. Selain itu juga akan diadakan pelatihan agen perdamaian di setiap perwakilan dengan waktu yang ditentukan masing-masing daerah. (Khaerudin Atmaja)
hahaha.. mantab. salut buat teman2 pelita cirebon.
sukses selalu buat teman2 di sana..
makasihh bangett….
oh iya, kalau teman-teman punya tulisan baik itu berita, opini, artikel, sastra ataupun lainnya yang mendukung keberagaman dan perdamaian silahkan kirim lewwat e-mail pelita: pelita@pelitaperdamaian.org yahhh 🙂