
Oleh : Toni
Sekumpulan pemuda dari berbagai latar belakang Agama yang berbeda kumpul bareng dalam acara Jagongan di SDK Plus Penabur, Jl. Pemuda nomor 61, sabtu (25/2) malam lalu.
Mereka adalah para pemuda-pemudi yang tergabung di dalam Pemuda Lintas Iman (Pelita) Kota Cirebon. Jagongan sendiri adalah acara yang sengaja dibuat ringan dan santai. Dengan tujuan membangun suasana akrab dengan jagong (duduk) bersama antar umat berbeda agama yang ada di Kota Cirebon. Hal ini diungkapkan Ketua Panitia. Maria Dewi saat dihubungi Kabar Cirebon (“KC”).
“Jagongan adalah acara sederhana yang mempunyai tujuan yang simple. Agar umat beragama di Kota Cirebon bisa duduk bersama, ngobrol satu sama lain dan saling mengenal. Karena hanya dengan saling mengenal kita bisa saling memahami untuk membangun kerukunan yang dicita-citakan,” ujar perempuan berkacamata ini.
Dihubungi di tempat, Ketua Umum Pelita Kota Cirebon, Devida mengatakan, usaha Pelita agar orang dari latar Agama yang berbeda di Cirebon berkumpul dan saling mengenal memang tidak mudah. “ untuk mendapatkan kepercayaan dari semua umat antar agama sangat sulit. Tidak jarang kami dicurigai. Tapi niat kami baik, dari niat baik inilah kami yakin dan bertekad. Demi Cirebon yang aman dan damai ujar Devida.
Acara ini pun mendapat apresiasi dan antusiasme yang sangat tinggi. Semua pemeluk Agama hadir dalam acara pada malam itu. Mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan aliran Penghayat. Tidak kurang dari 150 pemuda-pemudi berkumpul dan melebur dalam perbedaan. Salah satu dari yang hadir adalah Immanuel, Ketua Pemuda GKI Pengampon Kota Cirebon. Dia sangat mengapresiasi acara Jagongan ini. “saat diundang untuk hadir, kami merasa sangat senang. Kami bangga ikut andil dalam membangun Cirebon yang damai,” papar Immanuel.
Sementara itu staf Fahmina Institut, Alifatul Arifiati mengatakan mengatakan, Pelita adalah embrio bagi kerukunan umat beragama, hidup damai di tengah keragaman keyakinan dan kepercayaan di Kota Cirebon. “Saya sangat mengapresiasi atas eksistensi Pelita di Kota Cirebon. Dia adalah awal yang baik bagi kedamaian di Kota Cirebon. Pemuda Cirebon sudah menunjukan bahwa mereka memiliki semangat kebangsaan yang besar,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Alif ini.
Kebanggaan ini perlu dilestarikan dan dijaga. Karena ke depan tantangan bagi kerukunan dan kedamaian akan semakin berat. Oleh karena itu. Perbedaan agama dan keprcayaan seharusnya tidak dipandang sebagai masalah dan penghalang.
“perbedaan agama jangan dijadikan penghalang untuk membangun bangsa Indonesia. Keragaman justru akan melahirkan cinta kasih kapada sesama makhluk. Dan selangkah lagi menuju Indonesia yang ramah dan setara,” tambahnya. (Kabar Cirebon,27/02/2012)
Comments Closed