Fogging di Desa Susukan Lebak

Fogging di Desa Susukan Lebak

Minggu, 29 Maret 2015. Teman-teman PELITA (Pemuda Lintas Iman) dari Departemen Sosial Kemasyarakatan untuk kali kedua mengadakan fogging (penyemprotan) terhadap nyamuk pembawa virus penjangkit demam berdarah dan chikungunya di Kecamatan Susukan Lebak, setelah sebulan yang lalu mengadakan fogging di Indramayu. Fogging atau penyemprotan menjadi salah satu metode yang sering digunakan dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah (DBD). Pada metode ini suatu lokasi disemprot dengan insektisida menggunakan mesin.

Ariel, Rudi, Devida, Zaenal, Neneng dan Ida; kami berangkat dari sekretariat PELITA menuju lokasi menggunakan kendaraan roda dua. Setibanya kami di sana, warga menyambut hangat kedatangan kami. Sobirin (25 th) selaku warga setempat mendukung penuh maksud dan tujuan kami yang akan melakukan penyemprotan nyamuk di wilayah tempat kediaman beliau mukim. Sebelum terjun ke masyarakat, terlebih dulu mereka menjamu kami dengan suguhan beberapa gelas kopi hitam dan biskuit, sebagai pelengkap obrolan santai kami supaya lebih akrab. Setelah beberapa lama asyik berbincang-bincang, kami pun bersiap-siap untuk turun ke masyarakat melakukan fogging di tempat tersebut. Sebelumnya, kami prepare mempersiapkan perlengkapan fogging, di antaranya masker penutup hidung, kacamata selam, sarung tangan, bensin, solar dan kesiapan mental.

Pertama-tama kami mengisi mesin fogging dengan solar secukupnya, berikut bensin sebagai pendorong berjalannya mesin, pun turut dipersiapkan. Setelah persiapan selesai, kami pun berkeliling ke rumah warga dalam rangka pemetaan wilayah.

Setelah beberapa rumah kami sambangi, tibalah kami di kediaman rumah milik Pak Mumu (48 th) dan istrinya Bu Ammah (45 th) yang berada di Desa Sampih Blok Manis. Mereka berkenan rumahnya disemprot. Semua perlengkapan telah dipersiapkan, dikordinatori Ariel, teman-teman PELITA pun melakukan fogging di rumah Pak Mumu. Selama berlangsungnya penyemprotan, Neneng dan Ida berkesempatan mewawancarai Bu Ammah, menurut pengakuannya, lebih dari sekitar dua tahun yang lalu, warga Desa Sampih ini pernah melakukan fogging yang bekerjasama dengan puskesmas setempat. Digalakkannya fogging saat itu karena setiap musim penghujan, Kecamatan Susukan Lebak dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi, menyebabkan kerap kali dilanda banjir. Nyamuk-nyamuk banyak bersarang di genangan-genangan banjir. Karena ada diantara nyamuk-nyamuk tersebut yang membawa virus dongue/demam berdarah yaitu nyamuk Aides Aegypti, akibatnya 3 anak kandung dalam satu keluarga di blok tetangga Bu Aam, yaitu Blok Kaliwon, positif terkena demam berdarah. Ketiga anak itu pun dilarikan ke rumah sakit terdekat. Keresahan warga inilah yang mendorong inisiatif warga untuk mengadakan fogging yang pada saat itu fogging dilakukan bekerjasama dengan pihak puskesmas setempat.

Lagi, pengakuan Bu Amm, bahwa saudaranya pun pernah terkena chikungunya. Penyakit ini banyak diderita warga sekitar. Penyakit chikungunya disebarkan oleh nyamuk yang juga membawa virus dongue/demam berdarah, yaitu Aides Aegyti. “Saudara saya sakit selama sebulan. Demamnya tinggi. Persendian di lutut dan pergelangan kaki linu. Buat jalan saja susah,seperti lumpuh, sebab kedua kakinya kaku.” Tuturnya pada kami dengan seksama.

Saat proses fogging berlangsung, tiba-tiba Ariel keluar dengan api yang menyala pada ujung mesin fogging tersebut. Awalnya Ariel memang mengalami sedikit kesulitan mengoperasikan mesin fogging itu, tapi kemudian bisa dikondisikan dengan baik.

Setelah selesai melakukan fogging di kediaman Pak Mumu dan Bu Ammah, dilanjutkan kembali fogging di rumah lainnya, tetangga Bu Ammah. Tiga rumah di Desa sampih, Blok Manis, akhirnya berhasil kami lakukan fogging. Sejurus kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju Blok Wage. Di sana, kami melakukan penyemprotan di tiga rumah. Juga penyemprotan di suatu kali dengan radius 1 sampai dengan 5 meter dari bibir kali.

Terlihat perairan di kali ini mengalirnya tidak begitu lancar, disebabkan banyak sampah-sampah yang menyumbat mengalirnya air. Menurut pengakuan warga Blok Wage ini, Minggu tanggal 1 diawal bulan Maret lalu, hujan deras tak henti-hentinya mengguyur desa setempat, sekitar pukul  19.00 sampai dengan 23.00. Akibat curah hujan yang tinggi dan dalam waktu yang cukup lama, rumah warga pun terendam banjir. Banjir yang menggenangi rumah warga seukuran lutut orang dewasa. Banjir di blok ini selain karena kali yang dipenuhi sampah dan airnya yang tidak begitu lancar, ternyata banjir ini pun merupakan banjir kiriman dari kali di blok puhun yang tanggulnya jebol. Dari penuturan warga setempat, diharapkan supaya aparatur perangkat desa mampu menjadi motor dan mengimbau masyrakatnya agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan di sekitar lingkungan. Diadakan jumsih; jum’at bersih, menghimpun warga untuk gotong royong membersihkan lingkungan setempat. Bila perlu fogging diberlakukan tiap sebulan sekali atau dua bulan sekali.(By; Alfiah Neneng)

Tim Sigap Bencana pelita: Devida, Lia, Neneng, Rudi, Ariel, Ida, Arief, Ali.

Comments Closed

Comments are closed. You will not be able to post a comment in this post.